Permainan Tradisional di SMKN 3 Tanjung Selor
Senyum bagahagia tercurahkan dari wajah siswa-siswi, dibaringi dengan cucuran keringat perserta perlombaan permainan tradisional dan gemuruhnya sorak sorai pendukung ditiap-tiap kelas yang terus mendukung teman-temannya dalam mengikuti perlombaan permainan tradisional untuk mengisi kegiatan class meeting di SMKN 3 Tanjung Selor.
Generasi 90-an tentu tak asing dengan permainan tradisonal seperti enggrang, gobak sodor, ukulele, tarian bambu, gasing, bakiak. Namun di era sekarang, permainan tradisional ini sudah lekang dimakan zaman.
Game online dan media sosial membuat anak zaman now tak lagi mengenal permainan tradisonal itu. Untuk mengisi waktu class meeting siswa di lapangan SMKN 3 Tanjung Selor diperlombakan permainan tradisional antar kelas untuk menumbuhkan kembali semangat untuk mencintai permainan tradisional.
"Para siswa kini lebih sering bermain gadget daripada melakukan aktivitas fisik di luar ruangan. Padahal banyak manfaat yang didapat dengan melakukan aktivitas fisik di luar ruangan." ujar Suriati, S.Pd selaku Waka. Kesiswaan
Ketua pelaksana kegiatan, Erdin Raharjo, S.Pd, selaku Pembina OSIS juga seirama, "saat ini permainan tradisional mulai kurang diminati karena tersaingi oleh game on line seperti PUGB, Free Fire, PES. Padahal, permainan tradisional sangat bermanfaat bagi perkembangan karakter serta motorik siswa. Maka, sebagai upaya dalam melestarikan permainan tradisional, kami sengaja menggelar lomba tradisional ini. Karena kami khawatir apabila tidak sering dilaksanakan lomba seperti ini, para siswa tidak akan mengenal warisan permainan dari orang tua kita dulu,”
Usulan tersebut disambut baik oleh Ibnu Wistoro, ST selaku Plt. SMKN 3 Tanjung Selor dan beliau mengatakan " Terima kasih rekan-rekan yang sudah melaksanakan kegiatan class meeting dengan permainan tradisional dari berbagai macam permainan tradisional terdapat makna yang tersirat karna secara tidak langsung kita mendidik karakter diri peserta didik disamping itu kita melestarikan warisan budaya tak benda ( WBTB )."